Biocides (Zat Antimikroba) adalah bahan tambahan yang digunakan untuk melindungi suatu material dari pertumbuhan jamur, lumut, kapang, dan bakteri. Tanpa biocides, material berbasis polimer yang berada dalam kondisi tertentu bisa mengalami pertumbuhan mikroorganisme di permukaan, pembentukan spora yang bisa memicu alergi, bau tidak sedap, perubahan warna, kerapuhan, hingga kerusakan produk sebelum waktunya. Penting untuk dipahami bahwa biocide ini melindungi material, bukan pengguna akhir dari produk tersebut.
Secara umum, jamur, lumut, dan bakteri bisa tumbuh jika produk berada di lingkungan yang hangat, lembap, dan memiliki sumber makanan. Jika produk berada di lingkungan seperti tanah (yang kaya mikroba dan bakteri), perlindungan terhadap bakteri sangat dibutuhkan. Jika produk berada di lingkungan yang basah atau lembap, maka perlindungan terhadap jamur lebih penting. Karena kondisi lingkungan sering tumpang tindih, banyak biocide yang bisa bekerja dalam berbagai situasi.
Biocides juga dikenal sebagai antimikroba, pengawet, fungisida, mildewcide, atau bakterisida. Ada beberapa jenis biocides yang memiliki tingkat toksisitas (racun) berbeda-beda. OBPA (10,10′-oxybisphenoxarsine) adalah jenis pengawet paling kuat yang umum dipakai pada plastik. Bahan lain seperti amine-neutralized phosphate dan zinc-OMADINE juga efektif, meskipun tingkat kerjanya lebih rendah. Di Amerika Serikat, semua biocides dianggap sebagai pestisida dan harus didaftarkan ke Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) untuk tiap jenis penggunaannya.
Efektivitas biocide tergantung pada kemampuannya bergerak ke permukaan produk—karena di situlah serangan mikroba biasanya dimulai. Kebanyakan biocides dibawa oleh plasticizer (pelunak), seperti epoxidized soybean oil atau diisodecyl phthalate, yang bisa menyebar ke seluruh produk. Tapi, karena mobilitas ini, zat aktif bisa ikut larut dan menghilang secara bertahap. Jika hilangnya terlalu banyak, maka produk akan kehilangan perlindungan. Oleh karena itu, keseimbangan antara pergerakan zat aktif dan hilangnya zat tersebut harus diperhatikan agar perlindungan bisa tahan lama.
Sebagian besar biocide digunakan dalam PVC fleksibel. Sisanya digunakan dalam busa poliuretan dan resin lainnya. Contoh penggunaan biocide dalam PVC adalah: lantai vinyl, selang taman, pelapis kolam renang, dan wallpaper.
Tingkat penggunaan biocide tergantung dari seberapa efektif zat aktifnya. OBPA, yang paling kuat, hanya membutuhkan sekitar 0,04% konsentrasi dalam produk jadi. Sedangkan bahan lain yang kurang aktif seperti n-(trichloro-methylthio) phthalimide butuh hingga 1,0% untuk perlindungan setara.
Biocides biasanya diformulasikan dengan pembawa (carrier) dalam konsentrasi 2–10% zat aktif, dan tersedia dalam bentuk bubuk, cairan, atau butiran padat. Pembawanya umumnya adalah plasticizer, namun bisa juga resin konsentrat seperti kopolimer PVC/PVA atau polistirena. Misalnya, OBPA biasanya dibeli dalam bentuk dispersi dengan plasticizer dalam konsentrasi 2% zat aktif.
Dari ratusan bahan kimia yang efektif sebagai biocide, hanya beberapa saja yang umum dipakai dalam plastik. Selain OBPA, yang umum dipakai antara lain:
- 2-n-octyl-4-isothiazolin-3-one
- 4,5-dichloro-2-n-octyl-4-isothiazolin-3-one (DCOIT)
- Zinc OMADINE
- Trichlorophenoxyphenol (TCPP/TRICLOSAN)
- N-trichloromethylthio-4-cyclohexene-1,2-dicarboximide (CAPTAN)
- N-(trichloromethylthio) phthalimide (FOLPET)
Pemasok Biocide
Ada dua jenis pemasok biocide di industri plastik:
- Produsen zat aktif, dan
- Perusahaan yang memformulasikan produk siap pakai.
Produsen zat aktif biasanya tidak membuat produk siap pakai, dan sebaliknya, perusahaan formulasi juga tidak memproduksi bahan aktifnya sendiri.
Beberapa pemasok utama produk biocide siap pakai adalah:
- Akcros Chemicals (dimiliki oleh Akzo)
- Morton International
- Lainnya: Ferro, Huels, Olin, dan Microban
Sementara pemasok bahan aktif terbesar adalah:
- AkzoNobel, Ciba, dan Rohm and Haas
Morton International dikenal memiliki salah satu pilihan terlengkap untuk produk berbasis OBPA, TCPP, dan isothiazole.

Tren dan Perkiraan Pasar
Penggunaan biocides dalam plastik meningkat sekitar 7% per tahun. OBPA, yang saat ini punya pangsa pasar terbesar, hanya tumbuh sekitar 3,5% per tahun karena sudah tergolong pasar yang matang. Sementara itu, bahan lain seperti isothiazolin dan TCPP diperkirakan akan tumbuh lebih cepat dari OBPA.
Peningkatan ini terutama didorong oleh kesadaran konsumen yang makin tinggi. Kini, konsumen menginginkan produk-produk seperti gagang pintu, kursi rumah sakit, selang taman, hingga kantong es biru mengandung biocide untuk melindungi dari kuman. Namun sayangnya, banyak konsumen yang salah paham dan mengira biocide melindungi mereka dari kuman, padahal sebenarnya biocide hanya melindungi material plastik dari kerusakan akibat mikroba.
Pemasok perlu berhati-hati dalam membuat klaim produk agar tidak menyesatkan. Meski begitu, tren ini tampaknya akan bertahan lama dan bukan sekadar tren sementara. (by : niginashq) #plasticpallet #plasticrecycle #bumimulia #paletplastik
Source : Modern Plastic Handbook (Charles A. Harper)