Chemical Blowing Agents (CBA) adalah zat yang digunakan untuk menghasilkan struktur busa dalam bahan polimer. Agen ini terbagi menjadi dua jenis utama: fisik dan kimia.
Chemical Blowing Agents (CBA) fisik bekerja dengan cara mengubah wujud (mengalami penguapan atau ekspansi) selama proses pemanasan. Contohnya adalah gas seperti karbon dioksida, nitrogen, dan udara, serta cairan bertitik didih rendah seperti hidrokarbon alifatik. Agen fisik tidak mengalami reaksi kimia saat digunakan dan banyak diaplikasikan pada termoset seperti poliuretan, poliester, dan epoksi, serta pada beberapa termoplastik berdensitas rendah. Efisiensi agen ini diukur berdasarkan volume gas yang dihasilkan per gram bahan. Seiring meningkatnya kekhawatiran lingkungan, penggunaan fluorokarbon mulai digantikan oleh alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Chemical Blowing Agents (CBA) kimia adalah senyawa yang terurai pada suhu tinggi dan menghasilkan gas untuk membentuk busa. Gas yang dihasilkan seperti nitrogen atau karbon dioksida mengembangkan bahan plastik dan menciptakan struktur seluler. Struktur busa dapat berupa sel tertutup (isolasi udara) atau sel terbuka (terhubung antar pori). Faktor penting dalam pembentukan busa halus adalah ukuran partikel agen, suhu dekomposisi, viskositas resin, dan kemampuan mesin dalam mendispersikan bahan.

Chemical Blowing Agents sebagian besar berupa turunan dari hidrazin dan dapat dicampur langsung dengan resin tanpa peralatan khusus. Chemical Blowing Agents terbagi menjadi dua kategori berdasarkan sifat dekomposisinya: eksotermik (melepaskan panas) dan endotermik (menyerap panas).
Agen eksotermik seperti azodikarbonamida (AZ) banyak digunakan karena menghasilkan gas dalam jumlah besar (±220 cm³/g) dan tidak mudah terbakar. AZ cocok digunakan untuk berbagai jenis plastik seperti PVC, PE, PP, PS, dan ABS. Versi modifikasinya (dalam bentuk pasta atau bubuk yang lebih halus) meningkatkan performa, mengurangi pembentukan residu seperti asam sianurat, serta menghasilkan busa dengan sel halus dan seragam.
Jenis eksotermik lainnya termasuk sulfonil hidrazida seperti OBSH yang cocok untuk aplikasi suhu rendah seperti isolasi kabel PVC dan LDPE, serta TSS (p-toluena sulfonil semikarbazida) yang digunakan untuk aplikasi suhu tinggi seperti ABS dan PPO. DNPT lebih umum digunakan pada karet berbusa daripada plastik, karena bau dan suhu dekomposisinya tinggi.
Sementara itu, agen endotermik cocok untuk proses injeksi molding karena CO₂ yang dihasilkannya berdifusi cepat sehingga produk bisa langsung digunakan tanpa perlu didiamkan. Contohnya termasuk sodium borohidrida (NaBH₄) yang menghasilkan gas dalam jumlah besar melalui reaksi dengan air, dan sodium bikarbonat (NaHCO₃) yang terurai menghasilkan CO₂ dan H₂O. Asam polikarbonat juga digunakan karena mampu menghasilkan gas saat dipanaskan dan berfungsi ganda sebagai agen pembentuk inti.
Secara global, terdapat kurang dari 50 pemasok utama Chemical Blowing Agents, sebagian besar beroperasi secara regional. Wilayah Asia-Pasifik adalah konsumen terbesar dengan banyak produsen lokal, terutama di Tiongkok. Di Amerika Utara, Uniroyal Chemical adalah pemasok terkemuka, sedangkan di Eropa adalah Bayer, diikuti oleh Dong Jin. Perusahaan seperti Dong Jin dan Otsuka Chemical memiliki pabrik di negara lain, termasuk Indonesia.
Tren saat ini menunjukkan kekhawatiran atas keterbatasan pasokan hidrazin, bahan baku utama Chemical Blowing Agents seperti AZ. Beberapa perusahaan besar seperti Bayer dan Otsuka sedang memperluas kapasitas produksi secara global untuk mengatasi kelangkaan ini. Dalam jangka panjang, ekspansi perusahaan yang memiliki akses langsung terhadap produksi hidrazin diharapkan dapat menyelesaikan masalah pasokan. Pertumbuhan tahunan global untuk pasar Chemical Blowing Agents diperkirakan sekitar 5% per tahun dalam lima tahun ke depan. (PIC : AN) #bumimulia #recycleplastik #higienis #paletplastik #plasticpallet #injectionmolding #extrudeblowmolding #injectionstretchblow #extrudetube #printingtube
Source : Modern Plastics Handbook (Charles A. Harper)