Jenis polimer yang akan dibahas adalah Fluoropolimer yang dikenal karena sifat ketahanan panasnya yang berasal dari kekuatan dan stabilitas ikatan karbon-fluorin. Paten pertama diberikan pada 1934 untuk Fluoropolimer jenis poliklorotrifluoroetilena (PCTFE), tetapi aplikasinya terbatas hingga ditemukannya politetrafluoroetilena (PTFE) pada 1938. Selain ketahanan panas, Fluoropolimer terkenal karena ketahanan kimia, koefisien gesekan rendah, dan sifat dielektrik yang baik. Sifat mekaniknya umumnya rendah kecuali dengan penambahan pengisi penguat seperti serat kaca. Sifat kompresi Fluoropolimer cenderung lebih unggul dari sifat tariknya, dan memiliki ketangguhan dan fleksibilitas yang baik pada suhu rendah. Berbagai jenis Fluoropolymer tersedia, termasuk PTFE, PCTFE, FEP, ECTFE, ETFE, PVDF, dan PVF.
- FEP adalah kopolimer dari tetrafluoroetilena dan heksafluoropropilena, mirip dengan PTFE tetapi dengan viskositas leleh yang cocok untuk teknik pemrosesan termoplastik konvensional. Dikembangkan oleh DuPont, FEP memiliki titik leleh 290°C dan dapat digunakan lama pada 200°C dengan sifat kimia, dielektrik, gesekan, dan permeabilitas gas yang baik. Dapat diproses dengan injeksi, kompresi, atau blow molding. Aplikasi FEP mencakup pelapisan pipa kimia, kawat, kabel, dan kaca kolektor surya. ECTFE dan ETFE adalah kopolimer lain dengan sifat tahan aus, api, dan suhu tinggi.
- Poliklorotrifluoroetilena (PCTFE) dibuat melalui polimerisasi klorotrifluoroetilena dengan inisiator redoks. Penggantian satu atom fluorin dengan atom klorin menghasilkan titik leleh lebih rendah (218°C) dan memudahkan pemrosesan dibandingkan PTFE. PCTFE tahan suhu hingga 200°C, memiliki ketahanan pelarut yang baik, lebih keras, dan memiliki kekuatan tarik lebih tinggi daripada PTFE. PCTFE diproses pada suhu 230-290°C dengan berbagai teknik termoplastik. Aplikasinya termasuk gasket, tabung, isolasi kawat, kabel, serta film dan lembaran dengan transmisi uap rendah.
- Politetrafluoroetilena (PTFE)
dipolimerisasi dari tetrafluoroetilena menggunakan metode radikal bebas. Dua proses utama menghasilkan polimer dispersi dengan partikel halus dan berat molekul rendah, atau polimer granular. PTFE adalah polimer kristalin dengan titik leleh 327°C, memiliki ketahanan kimia, kelembapan, dan panas yang sangat baik hingga 260°C. PTFE sulit diproses dengan pencetakan atau ekstrusi, biasanya menggunakan sintering atau compression molding. Aplikasi PTFE termasuk isolasi listrik, peralatan kimia, bantalan, dan pelapis anti-lengket karena sifat isolasi, gesekan rendah, dan ketahanan kimia yang unggul. - Polivinilidena fluorida (PVDF) adalah polimer kristalin dengan titik leleh sekitar 170°C, yang memiliki ketahanan kimia dan cuaca yang baik, serta tahan distorsi pada suhu rendah dan tinggi. Meskipun tahan kimia, PVDF bisa terpengaruh oleh pelarut sangat polar, amina primer, dan asam pekat. PVDF memiliki sifat piezoelektrik, menghasilkan arus listrik saat dikompresi, digunakan untuk gelombang ultrasonik. PVDF diproses dengan teknik konvensional pada suhu 240-260°C dan digunakan untuk gasket, pelapis, jaket kabel, serta pipa dan segel proses kimia.
- Polivinil fluorida (PVF) adalah polimer kristalin dalam film yang digunakan sebagai laminasi pada kayu lapis dan panel. Film ini tidak tembus gas dan menampilkan ketahanan cuaca serta stabilitas termal yang baik. Strukturnya mirip dengan PVC, tapi dengan fluorin menggantikan klorin. PVF memiliki penyerapan kelembapan rendah dan, seperti PVC, dapat melepaskan HF pada suhu tinggi. PVF cenderung lebih kristalin dan lebih tahan panas dibanding PVC. (Aditia) #PalletPlastic #RecyclePlastic #Bumimulia
Source : Modern Plastic Handbook (Charles A. Harper)