Laminasi dapat didefinisikan sebagai kombinasi resin termoset cair dengan bahan penguat yang direkatkan bersama melalui aplikasi panas dan tekanan, membentuk matriks yang tidak dapat meleleh. Kayu lapis (plywood) adalah contoh yang baik dari laminasi termoset, di mana resin fenolik berfungsi sebagai perekat untuk merekatkan lapisan lembaran kayu saat dikompresi dengan panas dalam cetakan tekan.
Resins
Sistem resin yang terutama digunakan untuk laminasi meliputi bismaleimida, epoksi, melamin, poliester, poliimida, silikon, fenolik, dan sianat ester.
Reinforcements
Serat kaca adalah bahan penguat laminasi yang paling umum digunakan dan tersedia dalam enam formulasi, di mana kaca E menawarkan ketahanan terhadap kelembapan yang sangat baik, yang pada gilirannya menghasilkan sifat listrik yang unggul bersama dengan sifat berharga lainnya. Sifat plastik yang diperkuat menggunakan berbagai jenis serat penguat ditunjukkan pada Tabel 2.19. Komposisi dari jenis-jenis utama serat kaca ditunjukkan pada Tabel 2.20. Serat kaca tersedia dalam bentuk filamen, potongan pendek (chopped strands), matras, dan kain dengan berbagai diameter, seperti dijelaskan pada Tabel 2.21.
Kain Kaca: Banyak jenis kain dibuat untuk plastik yang diperkuat, dengan kaca E menjadi yang paling umum. Laminasi filamen menggunakan jenis kaca D, G, H, dan K juga umum, di mana filamen digabungkan menjadi helai, dan helai tersebut dirangkai menjadi benang. Benang ini dapat ditenun menjadi kain menggunakan alat tenun.
Processes
Resin cair dituangkan ke bahan penguat, dan lembaran resin-penguat yang dikombinasikan kemudian ditempatkan di “horizontal treater,” seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.12, di mana resin dilarutkan dalam pelarut untuk mencapai pembasahan atau saturasi resin yang optimal ke dalam penguat. Lembaran tersebut keluar dari treater, dipotong sesuai ukuran, dan disusun serta disimpan di ruangan dengan suhu dan kelembapan terkontrol. Lembaran yang telah diimpregnasi disusun menjadi paket, dengan setiap paket berisi 10 laminasi. Unit-unit yang disusun tersebut kemudian ditempatkan di antara dua pelat baja yang dipoles, dan mesin tekan ditutup. Proses ini melibatkan suhu pencetakan antara 250 hingga 400°F (122 hingga 204°C), dengan tekanan pencetakan dalam rentang 200 hingga 3000 lb/in².
Mesin tekan dapat memiliki 24 pelat, menghasilkan muatan sekitar 240 laminasi setiap siklus. Setelah pencetakan, kemudian dipangkas hingga ukuran akhir dan terkadang dilakukan pemanasan tambahan di oven untuk penyempurnaan.
Properties
Fisik dan Mekanis: Penggunaan bahan penguat yang dikombinasikan dengan resin termoset akan menghasilkan laminasi dengan kekuatan tarik, tekan, dan lentur yang lebih tinggi karena proses polimerisasi resin yang memberikan kontribusi peningkatan sifat pada matriks. Kekuatan benturan terkadang meningkat hingga 10 kali lipat, dan tidak memiliki titik luluh yang jelas, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.13 (tekanan dan regangan). Laminasi termoset yang diperkuat bersifat anisotropik, di mana sifatnya berbeda tergantung pada arah pengukurannya. Sifat laminasi kain dikendalikan oleh anyaman kain serta jumlah dan kepadatan benang pada arah warp dan woof, dengan nilai-nilai ini berbeda dari nilai pada arah ketebalan (z). Sifat ekspansi termal dan konduktivitas termal juga bersifat anisotropik, seperti yang ditampilkan pada Tabel 2.22.
Listrik: Kekuatan dielektrik laminasi akan menurun seiring dengan peningkatan ketebalan dan sangat bergantung pada arah tegangan medan listrik. Sifat ini akan lebih tinggi jika diuji melintasi ketebalan sampel dibandingkan dengan pengujian ujung-ke-ujung. Laminasi dengan kandungan resin yang lebih tinggi akan menunjukkan sifat listrik yang lebih baik tetapi sifat fisik yang lebih buruk dibandingkan dengan kandungan resin yang lebih rendah.
Stabilitas Dimensional: Laminasi yang menggunakan resin termoset memiliki stabilitas, ketahanan termal, dan sifat listrik yang unggul, dengan stabilitas dimensional menjadi yang paling penting karena tegangan yang terjadi di dalam laminasi selama proses pencetakan dan pengawetan. Ketebalan laminasi dibatasi oleh konduktivitas termal resin yang sedang dipolimerisasi dan konduktivitas termal yang telah diawetkan. Laminasi mendapatkan panas dari pelat tekan untuk memulai proses pengawetan, dan resin, saat dipolimerisasi, akan menghasilkan panas reaktif yang substansial, sehingga sulit untuk menghasilkan laminasi yang sangat tebal. Ketebalan normal untuk laminasi berkisar antara 0,002 hingga sekitar 2,000 inci dengan jenis khusus diproduksi pada 4 hingga 10 inci. (Pyg : Aditia N) #PalletPlastik #PlasticPallet #bumimulia #Recycleplastik
Source : Modern Plastics Handbook (Charles A. Harper)