Polietilena Klorosulfonasi (CSM)

Polietilena klorosulfonasi (CSM) adalah jenis karet klorohidrokarbon jenuh yang dibuat melalui reaksi polietilena (PE) dengan klorin (Cl₂) dan sulfur dioksida (SO₂). Proses ini menghasilkan material dengan kandungan klorin sekitar 20-40% dan sulfur sekitar 1-2% dalam bentuk sulfonil klorida. Sulfonil klorida berfungsi sebagai titik penghubung silang dalam proses curing atau pengawetan, yang mempengaruhi sifat mekanik dan ketahanan CSM.

Polietilena klorosulfonasi (CSM)

Sifat utama CSM dipengaruhi oleh jenis polietilena awal dan kadar klorin dalam strukturnya. PE berbasis radikal bebas dengan 28% klorin dan 1,24% sulfur memiliki rentang modulus geser dinamis antara 7 MPa hingga 2,1 GPa. Variasi kekakuan material ini bergantung pada kandungan klorin: pada sekitar 30% Cl₂, kekakuan PE berbasis radikal bebas mencapai titik minimum, sedangkan pada sekitar 35% Cl₂, kekakuan PE linear menurun ke level terendah. Jika kandungan klorin meningkat lebih dari 30% pada PE berbasis radikal bebas dan lebih dari 35% pada PE linear, modulus kekakuan material justru meningkat kembali, memberikan fleksibilitas dalam penggunaan sesuai kebutuhan aplikasi.

Salah satu merek dagang terkenal dari CSM adalah Hypalon®, yang diklasifikasikan berdasarkan kandungan klorin, sulfur, dan viskositas Mooney-nya. CSM dikenal memiliki kombinasi ketahanan yang luar biasa terhadap panas, minyak, oksigen, dan ozon. Material ini juga memiliki ketahanan terhadap cuaca ekstrem, sinar UV, dan bahan kimia agresif, menjadikannya pilihan utama untuk berbagai aplikasi industri.

Contoh Polietilena Klorosulfonasi merk Hypalon

Penggunaan CSM sangat luas, terutama dalam industri otomotif. Salah satu aplikasi utama adalah untuk kabel yang digunakan di bawah kap mesin kendaraan, yang harus tahan terhadap panas tinggi dan paparan bahan kimia. Selain itu, CSM digunakan dalam pembuatan selang bahan bakar, lapisan pelindung tangki, serta berbagai komponen lain yang membutuhkan ketahanan tinggi terhadap lingkungan yang keras. Dalam industri konstruksi, CSM sering digunakan sebagai bahan pelapis atap, membran tahan air, dan pelindung terhadap korosi.

Seperti polimer lainnya, CSM dapat diformulasikan sesuai dengan kebutuhan spesifik aplikasi tertentu. Sifat mekanik dan kimianya dapat dimodifikasi dengan menyesuaikan komposisi dan proses produksi. Karena keunggulannya dalam ketahanan terhadap berbagai faktor lingkungan, CSM juga sering digunakan dalam aplikasi kelautan dan militer, seperti pelapis kapal dan peralatan luar ruangan yang membutuhkan daya tahan tinggi.

Dengan kombinasi fleksibilitas, daya tahan, serta ketahanan terhadap bahan kimia dan kondisi lingkungan ekstrem, CSM menjadi salah satu material pilihan di berbagai industri, terutama dalam aplikasi yang membutuhkan kinerja tinggi dan umur pakai yang panjang. (by : niginashq) #plasticpallet #plasticrecycle #bumimulia #paletplastik

Source : Modern Plastic Handbook (Charles A. Harper)