Polypropilene (PP)

Jenis polimer berikutnya yaitu Polypropilene (PP), adalah polimer serbaguna yang digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari film hingga serat, dengan permintaan global lebih dari 21 juta pound. Struktur Polypropilene (PP) mirip dengan polietilena, kecuali satu kelompok hidrogen digantikan oleh kelompok metil pada setiap atom karbon lainnya. Perubahan kecil ini tampaknya sepele, tetapi justru mengubah simetri rantai polimer. Hal ini memungkinkan terbentuknya stereoisomer yang berbeda, yaitu rantai sindiotaktik, isotaktik, dan ataktik. Polypropilene (PP) disintesis melalui polimerisasi propilena, monomer yang berasal dari produk minyak bumi.

The Reaction to Prepare Polypropylene

Polypropilene (PP) baru bisa diproduksi secara komersial setelah ditemukan katalis Ziegler-Natta, yang memungkinkan kontrol stereokimia selama polimerisasi untuk membentuk Polypropilene (PP) dalam bentuk isotaktik dan sindiotaktik. Kedua bentuk ini mampu mengkristal menjadi material polimer yang lebih kaku dan berguna. Proses komersial pertama untuk produksi Polypropilene adalah proses suspensi, tetapi metode produksi modern mencakup proses fase gas dan proses bubur cair.

Berbagai stereoisomer memiliki perilaku berbeda. PP isotaktik dan sindiotaktik dapat mengemas diri dalam susunan kristal yang teratur, memberikan polimer dengan kekakuan lebih. PP isotaktik adalah bentuk yang paling banyak digunakan secara komersial dengan titik leleh 165°C. Polipropilena ataktik, karena strukturnya yang tidak teratur, memiliki sedikit kristalinitas (5-10%) dan bersifat lunak serta fleksibel.

Dibandingkan dengan polietilena, yang mengkristal dalam bentuk zigzag planar, PP isotaktik mengkristal dalam bentuk heliks karena adanya kelompok metil pada rantai. Sifat fisik dan mekanik PP sangat bergantung pada jumlah isotaktisitas dalam rantai polimer. Meskipun polipropilena mirip dengan polietilena dalam banyak hal, PP isotaktik lebih keras dan memiliki titik pelunakan yang lebih tinggi, sehingga digunakan di aplikasi yang memerlukan kekakuan lebih tinggi.

PP adalah salah satu plastik paling ringan dengan densitas 0,905. Sifatnya yang non-polar memberikan daya serap air yang rendah dan ketahanan kimia yang baik, meskipun pelarut seperti xylena dan bensin dapat mempengaruhi material ini. Polipropilena juga memiliki ketahanan retak yang lebih baik dibandingkan polietilena saat menghadapi stres lingkungan, namun lebih rentan terhadap degradasi oksidasi pada suhu tinggi.

PP juga dapat dicampur dengan polimer lain, seperti etilena, untuk meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan terhadap benturan, yang menjadikannya material yang sangat serbaguna dalam berbagai aplikasi industri dan rumah tangga. (Aditia) #Bumimulia #PalletPlastic #PlasticPallet #Recycleplastic



Source : Modern Plastics Handbook (Charles A. Harper)